Jakarta – Robot penjelajah bulan India telah berada dalam ‘mode tidur’ sejak 2 September setelah berhasil mendaratkan misinya di kutub selatan bulan. Kini, situasinya serius.
Pada hari itu, robot pendarat Vikram dan penjelajah Pragyan diprogram untuk tidur dan memelihara komponen listrik selama kondisi ‘malam bulan’ yang keras, yang berlangsung selama dua minggu dan menurunkan suhu bulan hingga -250 derajat Celcius.
Namun, kekhawatiran muncul ketika wahana tersebut menjadi “tidak aktif” dan kehilangan kontak dengan pusat luar angkasa India, sehingga wahana tersebut belum diaktifkan kembali.
Masalah ini menyebabkan para ilmuwan Badan Antariksa India (ISRO) kehilangan kontak dengan wahana tersebut. Hingga kini, ISRO masih berupaya melakukan kontak.
“Upaya telah dilakukan untuk menghubungi Lander Vikram dan Rover Pragyan untuk mengonfirmasi status aktivitas mereka. Sejauh ini belum ada sinyal yang diterima. Upaya menjalin kontak akan terus berlanjut,” cuit ISRO di akun resmi X-nya. @isro.
Dalam rencana awal yang diluncurkan ISRO, pendarat bulan mereka dijadwalkan akan diaktifkan kembali pada 22 September setelah mendapat cahaya.
Namun hingga waktu yang dijadwalkan berlalu, kendaraan tersebut belum bisa diaktifkan kembali.
ISRO juga mengklaim bahwa pendaratnya mampu bertahan dalam kondisi ekstrim. Bahan yang digunakan pada kendaraan tersebut dikatakan mampu menahan suhu bulan yang bisa sangat dingin.
Sebelumnya, pendarat bulan berhasil melakukan perjalanan ke bulan selama 40 hari. Sebelum memasuki mode tidur, wahana ini juga menjalankan tugas mengumpulkan data dari permukaan bulan selama minggu pertama pendaratan.
Ilmuwan ISRO mengatakan harapan kebangkitan robot semakin memudar. Menurut mereka, perangkat tersebut memiliki peluang 50% untuk bertahan dalam suhu beku.
*Artikel ini ditulis oleh Argiya D., salah satu peserta Program Pengalaman Kerja Bersertifikat di Kampus Merdeka Detikcom.
Source link:
